Dalam Cinta, "kita lemah karena posisi jiwa kita
salah"
Kita mencitai seseorang lalu kita menggantungkan
kebahagiaan kita pada kehidupan bersamanya. Maka ketika
ia menolak, -atau tak beroleh kesepatan,- untuk hidup
bersam kita, itu menjadi sumber kesengsaraan.
Kita menderita, bukan karena kita mencintai dan mungkin
juga bukan karena cinta itu sendiri, tapi karena kita
meletakkan kebahagiaan kita pada cinta yang diterjemahkan
sebagai kebersamaan...
Qais menerjemahkan cintanya sebagai keharusan hidup
bersama dengan Layla. Romeo pun sama. Baginya
kehidupan bersama yang penuh romansa dengan Juliet
adalah harga mati. Maka saat melihat sang kekasih "mati" ia
pun ragu, menenggak racun itu. Kalau tak bisa hidup
bersama, mati bersama pun cukuplah.
Qais menjadi lemah jiwa melihat kekasihnya hidup bersama
lelaki lain. Mereka menderita, bukan karena mencintai, dan
mungkin juga bukan karena cinta itu sendiri. Tapi karena
mereka meletakkan kebahagiaan pada cinta yang
diterjemahkan secara salah. Kalau saja "mencintai" itu sudah
cukup membahagiakan, tentu mereka takkan risau bahkan
jikapun "tak dicintai"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar